Showing posts with label Wisata Bali. Show all posts
Showing posts with label Wisata Bali. Show all posts

Monday, 2 December 2013

7 Aplikasi Mencari Inspirasi Keindahan Alam Indonesia



Siapa yang tidak suka berwisata ke tempat yang baru dan menikmati keindahan alam? Hampir semua orang suka bepergian ke tempat yang belum pernah mereka kunjungi. Indonesia sendiri sangat kaya akan tempat wisata yang indah dan tidak akan habis untuk dieksplor. Anda tak perlu jauh-jauh pergi ke luar negeri. Jelajahi saja semua daerah di Indonesia dan Anda akan menemukan banyak hal menarik di Indonesia yang pasti dapat memberi inspirasi! Anda mungkin ingin sekali berwisata ke tempat-tempat baru di Indonesia namun Anda takut nyasar atau kehilangan arah? Kini Anda tak akan lagi kehilangan arah dan tujuan Anda karena ada beberapa aplikasi yang bisa Anda gunakan sebagai panduan untuk mengunjungi semua daerah yang indah di Indonesia. Di bawah ini ada 7 aplikasi yang bisa Anda gunakan untuk mencari semua informasi terkait dengan tempat yang menawarkan keindahan alam Indonesia.


  
1.      Love Indonesia

Bagi Anda para pecinta alam tidak ada salahnya Anda mengunduh dan menginstal aplikasi Love Indonesia ini. Aplikasi ini adalah sebuah aplikasi gratis yang akan memudahkan Anda untuk menemukan tempat-tempat dengan alam yang menarik di Indonesia. Anda bisa mendapatkan informasi semua tempat menarik di Medan, Bandung, Makassar, Banjarmasin, Yogyakarta, Jakarta, Solo, Aceh, dan lain sebagainya. Anda juga akan bisa dengan mudah menemukan informasi restoran, hotel, tempat istirahat, nomor telepon darurat dan informasi yang akan dibutuhkan oleh wisatawan lainnya.

2.      Tempat Wisata

Aplikasi kedua yang wajib Anda punya jika Anda seorang pencinta alam adalah Aplikasi Tempat Wisata. Dengan aplikasi ini Anda akan dengan mudah mendapatkan informasi tentang 10 tempat wisata terbaik yang ada di Indonesia dan harus Anda kunjungi. Tidak hanya itu, Anda akan mendapatkan penjelasan tentang semua tempat wisata mulai dari jam buka tempat wisata, harga tiket, transportasi ke sana dan lain sebagainya.

3.      Panduan Wisata Jogja

Ketiga, apakah Anda tertarik untuk datang ke Yogyakarta, maka Anda harus menginstal aplikasi Panduan Wisata Jogja ini. Aplikasi dengan basis Android ini akan memberikan informasi lengkap seputar tempat wisata di Yogyakarta mulai dari wisata sejarah, budaya, keluarga, alam dan lain sebagainya. Anda juga bisa mendapatkan informasi tentang tempat wisata kuliner, wisata belanja, informasi hotel dan sewa kendaraan di Yogyakarta.

  
4.      Bali Map, Guide, and Hotels

Keempat, Anda yang mempunyai rencana berkunjung ke Bali harus punya aplikasi Bali Map, Guide and Hotels ini. Anda bisa dengan mudah melakukan reservasi, mencari daerah terbaik di Bali, mendapatkan rute terbaik untuk mengunjungi semua tempat di Bali, dan lain sebagainya. Anda juga bisa menciptakan rencana liburan sendiri dengan sangat mudah.

5.      Travel Guide Triposo

Kelima, Anda bisa menginstal aplikasi Indonesia Travel Guide Triposo. Aplikasi ini akan membuat Anda mudah mendapatkan informasi semua tempat menarik di Indonesia termasuk tempat makan, tempat hiburan malam, peta semua kota di Indonesia dan lain sebagainya.

6.      Indonesia Offline Map and Weather

Keenam, cuaca selalu menjadi hal penting bagi Anda yang ingin menikmati liburan Anda. Untuk selalu mengetahui informasi cuaca di semua tempat di Indonesia, Anda sebaiknya menginstal Indonesia Offline Map and Weather.

7.      Discover Indonesia

Ketujuh, aplikasi terakhir yang bisa Anda unduh adalah Discover Indonesia. Aplikasi ini akan memudahkan Anda untuk mendapatkan obyek wisata terbaik dan direkomendasikan di Indonesia. Ada panduan lengkap tentang tempat wisata tersebut sehingga Anda tidak perlu takut akan kekurangan informasi ketika akan datang ke tempat wisata tersebut.




Dengan menginstal 7 aplikasi untuk pecinta alam tersebut, Anda akan dengan mudah berwisata ke semua tempat tanpa harus takut kehilangan arah atau tidak tahu jalan untuk menuju ke daerah wisata tersebut. Anda juga akan mudah menginstal semua aplikasi tersebut dengan menggunakan kebanyakan mobile smartphone misalkan Lenovo, BlackBerry, iPhone, Sony Experia, dll.

Semoga artikel ini dapat membantu memperlancar perjalanan ada mengelilingi Indonesia!


Dikarang oleh: Handy Widjoko

Posted By Unknown08:33

Sunday, 10 November 2013

Adat dan Kebudayaan Bali

Kategori:



Adat dan kebudayaan diBali sangat erat kaitannya dengan agama dan kehidupan religius masyarakatnya. Adat dan kebudayaan tersebut memiliki akar sejarah yang sangat panjang sehingga mencerminkan konfigurasi yang ekspresif dengan dominannya nilai religius dari agama Hindu. Kongifurasi tersebut meliputi agama, pola kehidupan, pola pemukiman, lembaga kemasyarakatan, dan kesenian pada masyarakat Bali.












Agama
Sebagian besar masyarakat Bali menganut agama Hindu yang memiliki kerangka dasar meliputi tiga hal yaitu Tatwa (filsafat), Tata Susila dan Upacara. Agama Hindu berdasarkan pada kitab suci Wedha, yang keseluruhannya dihimpun dalam empat Samhita, yaitu Reg Wedha Samhita, Sama Wedha Samhita, Yayur Wedha Samhita dan Atharwa Wedha Samhita. Pada hakikatnya ajaran agama Hindu adalah Panca Cradha yang artinya lima keyakinan, yaitu Widi Cradha adalah keyakinan terhadap Sang Hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Esa, Atma Cradha adalah keyakinan akan adanya atman atau jiwa pada setiap makhluk, Karma Phala Cradha adalah keyakinan terhadap hukum perbuatan, Punarbhawa Cradha adalah keyakinan terhadap adanya reinkarnasi atau kelahiran kembali setelah kematian, Moksa Cradha adalah keyakinan terhadap moksa yaitu kebahagiaan yang kekal abadi.

Untuk melakukan sembahyang atau pemujaan terhadap Sang Hyang Widhi termasuk manifestasinya harus di tempat suci yaitu Pura. Menurut fungsinya Pura digolongkan atas dua jenis yaitu Pura Umum sebagai tempat suci pemujaan terhadap Sang Hyang Widhi dan Genealogis yaitu tempat suci untuk pemujaan terhadap roh leluhur. Upacara atau persembahan kepada Sang Hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Esa disebut Yadnya. Secara keseluruhan di Bali ada lima macam upacara yang disebut Panca Yadnya yaitu Dewa Yadnya adalah persembahan kepada Sang Hyang Widhi termasuk manifestasinya, Rsi Yadnya adalah kebaktian kepada para Rsi dan Sulinggih, Manusia Yadnya adalah upacara daur kehidupan manusia mulai dari dalam kandungan, kelahiran, masa anak-anak, masa dewasa, hingga meninggal, dan Pitra Yadnya adalah persembahan kepada para leluhur, serta Butha Yadnya yaitu korban yang ditujukan kepada kekuatan-kekuatan yang berfungsi memelihara keseimbangan alam.
Pola Kehidupan
Pola kehidupan masyarakat umat Hindu di Bali sangat terikat pada segi-segi kehidupannya yaitu diwajibkan melakukan pemujaan atau sembahyang pada pura tertentu, diwajibkan pada satu tempat tinggal bersama dalam komunitas, dalam kepemilikan tanah pertanian diwajibkan dalam satu subak tertentu, diwajibkan dalam status sosial berdasarkan warna, pada ikatan kekerabatan diwajibkan menurut prinsip patrilineal, diwajibkan menjadi anggota terhadap sekeha tertentu, dan diwajibkan dalam satu kesatuan administrasi desa dinas tertentu.
Pola Pemukiman
Struktur pemukiman masyarakat Bali dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu pemukiman pola kosentris seperti pada masyarakat Bali yang tinggal di pegunungan dan pemukiman pola menyebar seperti pada masyarakat Bali yang berada di dataran rendah. Pada pola kosentris Desa Adat menjadi titik sentral. Sedangkan pada pola menyebar, desa terbagi-bagi ke dalam satu kesatuan wilayah yang lebih kecil yang disebut Banjar.

Bangunan pada pemukiman masyarakat Bali menurut fungsinya dibedakan atas tiga jenis yaitu bangunan tempat pemujaan (pura), bangunan umum, dan bangunan tempat tinggal yang terdiri dari berbagai bentuk bangunan sesuai dengan pola tempat tinggal orang Bali yang bersifat majemuk. Sistem budaya yang menata pemukiman di Bali berlandaskan pada konsepsi Tri Hita Karana yang juga diacu pada konsepsi dualistis, yaitu konsepsi akan adanya dua kategori dalam tata arah utara-selatan (kaja-kelod) yang berkaitan dengan hulu-hilir (luan-teben) dan sakral-profan (suci-cemer). Segala sesuatu yang bernilai suci atau sakral menempati letak di bagian hulu (luan) yaitu pada arah gunung atau matahari terbit. Letak pura arah sembahyang yang bernilai suci harus terletak pada posisi hulu (luan). Sebaliknya segala sesuatu yang dianggap tidak suci atau profan harus menempati posisi hilir (teben) yaitu pada arah kelod atau ke laut, seperti letak kuburan, kandang ternak, kamar kecil, dan tempat pembuangan sampah.
Lembaga Kemasyarakatan
Lembaga kemasyarakatan pada masyarakat Bali adalah bersifat tradisional, yaitu Desa, Banjar, Subak dan Sekeha. Bentuk lembaga masyarakat tradisional yang berdasarkan satu kesatuan wilayah disebut Desa. Konsep Desa memiliki pengertian pada Desa Adat dan Desa Dinas. Desa Adat merupakan satu kesatuan masyarakat hubungan adat di daerah Bali yang mempunyai kesatuan tradisi dan tata karma pergaulan hidup masyarakat umat Hindu secara turun temurun dalam ikatan Kahyangan Tiga, yang mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan tersendiri serta berhak mengurus rumah tangganya sendiri. Landasan dasar dari Desa Adat harus berlandaskan pada konsepsi Tri Hita Karana. (Tri Hita Karana yaitu suatu konsepsi yang mengintegrasikan secara selaras tiga komponen penyebab kesejahteraan dan kebahagiaan hidup yang diyakini oleh setiap orang Bali. Ketiga komponen tersebut adalah Parhyangan atau Tuhan yang memberi perlindungan bagi kehidupan, Palemahan yaitu seluruh wilayah dari lembaga tersebut, dan Pawongan yaitu sumber daya manusia yang terdiri dari tenaga yang bersangkutan). Sedangkan Desa Dinas adalah satu kesatuan wilayah administratif di bawah wilayah Kecamatan.

Menurut strukturnya, Desa Adat diklasifikasikan pada dua pola yaitu Desa Adat yang memiliki pola sentralisasi dan Desa Adat yang memiliki pola desentralisasi. Pada pola pertama posisi dan fungsi Desa Adat sangat sentral, sedangkan pada pola kedua Desa Adat terbagi-bagi ke dalam beberapa kesatuan wilayah di bawah desa (sub desa) yang disebut Banjar. Banjar selain berfungsi secara administratif, juga berfungsi secara religius dan menangani fungsi-fungsi yang bersifat sosial, ekonomi, dan kultural. Pada umumnya di dalam satu Banjar memiliki rata-rata anggota 50 sampai 100 kepala keluarga. Setiap Banjar memiliki tempat atau pusat pertemuan yang disebut Balai Banjar.

Subak adalah salah satu bentuk lembaga kemasyarakatan pada masyarakat Bali yang bersifat tradisional dan yang dibentuk secara turun temurun oleh masyarakat umat Hindu Bali. Subak berfungsi sebagai satu kesatuan dari para pemilik sawah atau penggarap sawah yang menerima air irigasi dari satu sumber air atau bendungan tertentu. Subak merupakan satu kesatuan ekonomi, sosial, budaya dan keagamaan. Pada umumnya tugas setiap warga subak adalah untuk mengatur pembagian air, memelihara dan memperbaiki sarana irigasi, melakukan kegiatan pemberantasan hama, melakukan inovasi pertanian dan mengkonsepsikan serta mengaktifkan kegiatan upacara. Karena subak memiliki struktur yang berlandaskan konsepsi Tri Hita Karana, maka setiap subak di Bali harus memiliki pura pemujaan.

Sekeha merupakan lembaga sukarela yang dibentuk atas dasar tujuan-tujuan tertentu. Di pulau dewata ini terdapat bermacam-macam sekeha di bidang kehidupan pertanian, kerajinan, kesenian, keagamaan, dan lain-lain.


Kesenian
Kesenian pada masyarakat Bali merupakan satu kompleks unsur yang tampak digemari oleh warga masyarakatnya, sehingga terlihat seolah-olah mendominasi seluruh kehidupan masyarakat Bali. Atas dasar fungsinya yang demikian maka kesenian merupakan satu fokus kebudayaan Bali. Daerah Bali sangat kaya dalam bidang kesenian, seluruh cabang kesenian tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakatnya yang meliputi seni rupa, seni pertunjukan dan seni suara.

Seni rupa mencakup satu cabang yang terdiri dari seni pahat, seni lukis dan seni hias. Seni pahat pada masyarakat Bali telah mengalami suatu perkembangan yang panjang yaitu patung-patung yang bercorak megalitik yang berasal dari jaman pra Hindu yang dipandang sebagai penghubung manusia dengan nenek moyang dan kekuatan alam, arca dewa-dewa yang dianggap sebagai media manusia dengan dewa-dewa dan jenis ini merupakan pengaruh Hindu-Budha, patung-patung yang bertemakan tokoh-tokoh dari cerita Mahabharata dan Ramayana, bentuk-bentuk relief yang dipahatkan pada tembok pintu dan tiang rumah, serta patung-patung yang berbentuk naturalis.

Begitu pula halnya dengan seni lukis di Bali yang telah mengalami perjalanan sejarah yang panjang. Dimulai dengan lukisan-lukisan yang bersifat simbolis magis seperti rerajahan, lukisan-lukisan religius seperti lukisan parba, langit-langit dan ider-ider, serta lukisan-lukisan yang bersifat naturalis.

Untuk seni tari tradisional di Bali berdasarkan fungsinya digolongkan dalam tiga jenis yaitu Tari Wali (Tari Sakral) merupakan tarian keagamaan yang dianggap keramat, Tari Bebali merupakan tarian yang berfungsi sebagai pengiring upacara, dan Tari Balih-Balihan merupakan tarian yang berfungsi sebagai hiburan. Jenis tarian sacral atau yang dianggap keramat antara lain : Tari Sanghyang Dedari, Tari Rejang Sutri, Tari Pendet, Tari Baris Gede, Tumbak, Baris Jangkang, Baris Palung, Pusi, Seraman, Tekok Jago, Topeng Pajangan, Wayang Lemah, Wayang Sudamala, Tari Abuang, Tari Bruntuk, Tari Dakamalon, Tari Ngayab, dan Tari Kincang-Kincung. Alat pakaian atau gander yang digunakan oleh masyarakat akan disucikan atau disakralkan.

Kesenian sastra di Bali merupakan hasil warisan budaya yang luhur dan merupakan referensi serta sumber dari bentuk-bentuk lainnya. Sejak jaman dahulu masyarakat Bali telah mengenal tulisan atau aksara Bali. Secara keseluruhan seni sastra di Bali telah mengalami lima jaman yaitu kesusastraan Bali Purba, kesusastraan Bali Hindu, kesusastraan Bali Jawa, kesusastraan Bali Baru, dan kesusastraan Bali Moderen

Posted By jangguik08:22

Budaya Ciuman Massal di Bali | Macam budaya

Kategori:

Budaya ciuman massal yang unik di Bali. Kok ada ya ciuman massal di muka umum seperti ini, cewek dan cowok bebas berciuman dengan mesra sambil ribuan orang melihat. Wih, sensasi seperti apakah ini dan apakah benar terjadi? Penasaran? . . .

Ditengah aktifitas kota Denpasar yang modern ternyata masyarakat masih menyimpan tradisi secara turun-temurun, salah satunya yakni Omed-omedan yang dilaksanakan di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan. Omed-omedan dilaksanakan sehari setelah hari raya Nyepi atau disebut dengan Ngembak Geni.


Budaya Ciuman Massal di Bali

Budaya Ciuman Massal di Bali

Namun pemandangan berbeda segera terlihat begitu mendekati Hari Raya Nyepi. Sebuah kegiatan yang berlangsung setiap tahun dan sangat dikenal masyarakat luas, dilaksanakan setiap Ngembak Geni, sehari setelah Hari Raya Nyepi, yaitu Omed-omedan. .

Salah satu orang yang paling dicari terkait tradisi ini adalah I Gusti Ngurah Oka Putra, sesepuh/tetua Banjar Kaja. Sejumlah informasi mengenai asal-usul tradisi ini didapat, Tidak ada bukti tertulis yang memastikan kapan tepatnya tradisi ini mulai berlangsung. Yang sering dijadikan sebagai acuan adalah abad ke 17, meskipun tradisi ini bahkan bisa telah berlangsung jauh sebelum itu.

Sekitar pukul 15.00, Sekaa Teruna Satya Dharma Kerthi, Banjar Kaja Sesetan, berkumpul di halaman bale banjar. Mengawali tradisi unik ini, anggota sekaa teruna melakukan persembahyangan bersama mohon keselamatan atau kerahayuan kepada Ida Batara, sasuhunan yang berstana di Pura Banjar Kaja Sesetan.

Med-medan berasal dari kata omed-omedan yang artinya saling tarik. Sesuai namanya,tradisi unik ini yang diikuti puluhan teruna dan teruni itu diwarnai tarik-menarik. Para peserta yang mengenakan pakaian adat madya secara bergiliran dipertemukan dengan calon dari kelompok masing-masing untuk saling tarik dan berciuman.

Budaya Ciuman Massal di Bali
Nah..bagi anda yang tertarik untuk mengikuti omed omedan sebaiknya tahan dulu…karena omed omedan hanya dapat dilakukan bagi teruna teruni banjar Kaja saja…
Sebelum omed omedan dimulai, jalan menuju ke Banjar sesetan di ditutup sejenak, konsentrasi selanjutnya tertuju pada jalan di depan BanjarKaja Sesetan.
Nah sebelum omed omedan dimulai, jalan di depan banjar terlebih dahulu dibasahi, dan tak lama kemudian omed omedan akan segera dimulai….

Puluhan orang membagi diri menjadi dua kelompok -- barisan laki-laki dan barisan perempuan.
Barisan laki-laki menuju arah utara dan perempuan arah selatan jalan. Ketika barisan sudah saling berhadapan, masing-masing kelompok menunjuk salah seorang anggota yang akan dipertemukan dengan lawan jenisnya. Setelah semuanya sepakat, kedua barisan memutar sekali, lanjut mempertemukan kedua pasangan tersebut.

Di situlah letak keunikannya. Sebelum berangkulan, mereka omed omedan atau saling tarik beberapa saat. Ketika sudah saling berpegangan atau berangkulan, pasangan itu kemudian diguyur air hingga basah kuyup.

Suasana gembira pun tercipta ketika peserta saling berhadap-hadapan untuk kemudian saling tarik. Apalagi jalannya acara itu dimeriahkan dengan riuhnya gamelan bleganjur, suasana pun tambah sumringah. Jalannya acara yang berlangsung sekitar dua jam itu mendapat apresiasi dari masyarakat.

Budaya Ciuman Massal di Bali
Omed omedan ini dulunya merupakan kebiasaan, tetapi sekarang disakralkan. Pada zaman penjajahan Belanda, med-medan ini juga pernah dilarang. Akan tetapi krama Banjar Kaja tetap melaksanakan secara sembunyi-sembunyi. Dulunya, med-medan selalu dilaksanakan pada saat Nyepi. Namun, sejak tahun 1979 ada pengumuman dari pemerintah bahwa pada hari raya Nyepi tidak diperkenankan mengadakan keramaian. Maka, tradisi unik ini akhirnya digelar sehari setelah Nyepi yakni pada ngembak geni-nya.

Med-medan juga sempat ditiadakan, tetapi peristiwa aneh pun terjadi. Dua ekor babi yang tidak diketahui asal-usulnya berkelahi di halaman pura banjar. Perkelahian dua babi itu sangat lama hingga keduanya mengeluarkan darah. Anehnya, babi-babi itu pun menghilang tanpa jejak. Sejak adanya peristiwa aneh itu, maka hingga sekarang med-medan pun selalu digelar.

Posted By jangguik08:13

Pesona Wisata Garuda Wisnu Kencan (GWK)

Kategori:



Pesona Wisata Garuda Wisnu Kencan (GWK)Berbagai keunikan dan keindahan terdapat di Bali baik di lihat dari sejarah, tradisi, adat budaya, kesenian dan panorama objek wisata. Sekian banyak objek wisata di pulau Dewata salah satunya adalah Garuda Wisnu Kencana disingkat (GWK).

Taman budaya Garuda Wisnu Kencana ini berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut, di daerah perbukitan batu kapur dan cadas, tepatnya atas bukit Pecatu Nusa Dua, Kabupaten Badung kira kira 40 kilometer sebelah selatan kota Denpasar Bali, kira-kira 30 menit perjalanan dari Bandara ngurah Rai bila menggunakan kendaraan bermotor.

Taman budaya Garuda Wisnu Kencana merupakan jendela seni dan budaya Pulau Dewata dengan latar belakang alam serta panorama yang sangat mengagumkan, menjadikan salah satu tujuan utama untuk berbagai pertunjukan kesenian, pameran, konferensi ataupun kunjungan keagamaan.

Area ini dulu aslinya adalah bukit batu yang miring dan terjal lalu di ubah menjadi kawasan yang indah dan menakjubkan dengan arsitektur yang menawan. Pelaksanaan pengerjaannya dengan cara Bukit dipotong-potong menjadi pilar-pilar raksasa seperti bangunan di mesir tapi tetap dengan nuansa Bali.

Dari kawasan Taman budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) ini kita bisa melihat betapa indahnya pemandangan Pantai Kuta, Jimbaran, Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Benoa.

Luas area Taman Budaya Garuda Wisnu kencana ini lebih kurang 250 hektar, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau mascot Bali, berupa patung berukuran raksasa, patung tersebut adalah patung Dewa Wisnu yang sedang menunggangi burung Garuda. Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta dan Nusa Dua.

Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter, yang buat oleh pematung Bali, I Nyoman Nuarta, Jika pembuatannya selesai, bisa menandingi Patung Liberty di Amerika.

Saat memasuki kawasann ini akan di jumpai beberapa buah pilar batu cadas alami setinggi 25 meter yang berdiri kokoh. Tidak berapa jauh dari patung Dewa Wisnu terdapat sebuah mata air keramat yang dinamakan Parahyangan Somaka Giri, kenapa dikatakan keramat, karena air tersebut keluar dari bukit kapur yang gersang. Air ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, juga digunakan sebagai salah satu syarat untuk memanggil hujan.

Ibarat sebuah kota mini, hampir semua fasilitas ada disini antara lain:
1.Lotus Pond yang dikelilingi pilar-pilar batu cadas serta latar belakang patung kepala Burung Garuda menjadikan areal berkapasitas 7500 orang ini sangat ideal untuk berbagai pagelaran akbar, baik skala nasional/internasional.
2.Plaza Wisnu art shop yang menjual berbagai kerajinan khas Bali.
3.Exhibition Hall tempat untuk mengadakan pameran.
4.Amphitheatre dengan kapasitas 800 tempat duduk dan tatanan acoustic kelas satu merupakan pagelaran seni budaya.
5.Street Theatre merupakan panggung terbuka untuk konser musik, fashion show dan berbagai pertunjukan.
6.Jendela Bali restoran dengan panorama pantai jimbaran

Bila anda berkunjung ke Taman budaya Garuda Wisnu kencana (GWK) ini, anda akan menyaksikan kemegahan monumental yang tidak akan ditemukan dibelahan dunia lain selain di Bali, pulau Dewata.

(Artikel dari berbagai sumber)

Posted By jangguik07:09